DLH Kota Malang Lakukan Pembinaan Mitigasi Perubahan Iklim

KOTA MALANG – malangpagi.com
Dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim melalui Program Kampung Iklim (Proklim), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang melalui Bidang Tata Lingkungan Hidup menggelar kegiatan Optimalisasi Partisipasi Masyarakat dalam Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim di Kota Malang, Rabu (28/2/2024).
Perhelatan yang diadakan di Hotel Swiss Bellin yang berlokasi di Jalan Veteran No 8A Kota Malang tersebut, juga untuk memberikan pengakuan terhadap aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang telah dilakukan kelompok masyarakat melalui keikutsertaan dalam program tingkat nasional melalui yaitu Proklim.
Tri Santoso selaku Kepala Bidang Tata Lingkungan Hidup mengatakan bahwa perubahan iklim merupakan sebuah realita telah dirasakan secara luas di belahan dunia, sehingga diperlukan aksi nyata untuk meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim dengan melakukan kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
“Adaptasi perubahan iklim adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan menyesuaikan terhadap perubahan iklim, termasuk keragaman iklim sehingga potensi kerusakan akibat perubahan iklim berkurang,” ujar Trisan sapaan karibnya.
Dikatakannya, perubahan iklim dapat dimanfaatkan dan konsekuensi yang timbul akibat perubahan iklim dapat diatasi. “Sedangkan, mitigasi perubahan iklim adalah sebuah usaha untuk mengurangi risiko akibat perubahan iklim melalui kegiatan yang dapat menurunkan laju emisi,” terangnya.
Menurut Trisan, kegiatan adaptasi dan mitigasi tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak mendapatkan dukungan keberlanjutan kegiatan dari kelembagaan yang kuat. “Kelembagaan ini termasuk pelibatan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup pada masing-masing wilayah untuk mendukung kegiatan tersebut,” papar Trisan.

Sebagai bentuk pembinaan, DLH Kota Malang membagikan paket edukasi kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim kepada peserta di perwakilan setiap RW berupa plakat penunjuk arah, plakat penunjuk titik kumpul, tong penadah air hujan berkapasitas 120 liter serta banner media edukasi.
Kemudian, di tempat yang sama Bambang Irianto selaku narasumber membeberkan materinya berjudul Strategi dan Manajemen Membangun Kampung Proklim menyampaikan bahwa membangun kampung atau desa tematik harus holistik atau menyeluruh.
“Artinya tidak hanya mengandalkan satu potensi saja, namun antar potensi yang lain harus saling melengkapi,” jelas Bambang Irianto.
Penerima Kalpataru ini mengatakan jika perlu dilakukan identifikasi terhadap potensi dan masalah perkampungan yang meliputi berbagai aspek yaitu demografi, ekonomi, sosial, budaya, kesehatan dan sebagainya. Di samping itu, juga dapat menyatukan pandangan dengan menyusun cita-cita, merubah mindset warga serta meningkatkan solidaritas warga,” papar Bambang Irianto
Dalam pandangan Bambang Irianto, merubah mindset dapat dilakukan dengan cara membangun semangat baru, menciptakan ide-ide kreatif, memunculkan inovasi baru dengan melakukan perencanaan, pengerjaan, pengecekan dan tindak lanjut serta dapat merekonstruksi kampung yang dimulai dari diri sendiri.
“Hal terpenting yaitu melakukan konsultasi dengan berbagai pihak, kerjasama antar kampung, pemerintah, akademisi dan melakukan inovasi,” jelasnya.

Selanjutnya, yang perlu dilakukan adalah branding kampung yang mengusung tema tertentu. “Jika itu sudah dilaksanakan, kompetensi warga kampung perlu ditingkatkan dengan peningkatan Sumber Daya Manusia yang pada akhirnya dapat memberikan edukasi dan pendampingan. “Setelah tahapan sudah dilalui, Kampung Proklim dapat membangun green bussiness dengan target akhir membangun kampung adalah kesejahteraan warganya melalui pegembangan UMKM, publikasi dan leadership,” pungkas Bambang Irianto. (Har)