Jawa TimurKabupaten MalangWisata

7 Gunung di Jatim yang Cocok Bagi Pendaki Pemula

Ilustrasi. (Foto: Pixabay)

malangpagi.com

Mendaki gunung dapat menjadi pilihan tepat bagi insan berjiwa petualang, yang ingin menikmati liburan maupun mencari ketenangan.

Aktivitas ini membutuhkan mempersiapkan matang, baik fisik maupun perlengkapan yang akan dibawa. Untuk para pendaki pemula, sangat disarankan mengumpulkan informasi tentang gunung yang hendak dikunjungi.

Berikut tujuh gunung di Jawa Timur yang direkomendasikan bagi pendaki pemula.

1. Gunung Lorokan

Gunung Lorokan. (Foto: Get Lost ID)

Lokasi Gunung Lorokan berada di Desa Sendi, Kecamatan Pacet, Mojokerto. Berjarak sekitar 35 Kilometer dari pusat Kota Mojokerto, atau 55 menit perjalanan menuju basecamp Gunung Lorokan.

Letak pos perizinan pendakian tepat di seberang wisata WET 2 Sendi. Sekitar 50 meter setelah memasuki ladang warga, terdapat dua shelter sebagai tempat peristirahatan pendaki.

Gunung dengan ketinggian 1.100 mdpl ini dapat ditempuh dengan berjalan santai sekitar satu jam lebih. Tiket pendakiannya pun cukup murah. Sebesar Rp10.000 per orang. Tiket parkir motor dipatok seharga Rp5.000 untuk sekali parkir, dan jika menginap dikenakan tiket seharga Rp10.000 per motor.

Perlu diingat, pihak basecamp tidak memberikan peta jalur menuju puncak. Namun sepanjang perjalanan menuju puncak telah tersedia sejumlah petunjuk yang cukup jelas.

Medan yang tidak curam sangat cocok bagi pendaki pemula. Sepanjang perjalanan menuju puncak Gunung Lorokan, pendaki akan disuguhi pemandangan yang indah. Terdapat dua jalur menuju puncak, yaitu jalur kebun dan jalur air terjun. Saat musim hujan, pendaki tidak disarankan melewati jalur air terjun, karena licin dan rawan longsor.

Jalur menuju pos 2 sangat landai, para pendaki dapat berjalan menuju shelter ditemani pepohonan rindang. Tanjakan mulai muncul pada perjalanan menuju pos 3, dengan kontur tanah yang cenderung basah.

2. Gunung Pundak

Gunung Pundak. (Foto: Tahura Raden Soerjo)

Masih di area Mojokerto, Gunung Pundak terletak di Dusun Claket, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Karena tidak terlalu tinggi, hanya 1.585 mdpl, gunung ini cocok bagi pendaki pemula atau keluarga. Ditambah jalur pendakiannya juga tidak terlalu sulit.

Meskipun tidak tinggi, wisatawan masih dapat menikmati sensasi pendakian yang mengesankan. Jalurnya memang mudah namun cukup menantang, dengan estimasi trekking mencapai puncak hanya sekitar 2,5 jam. Jika memulai perjalanan siang hari, maka wisatawan dapat mencapai puncak pada sore atau malam hari.

Tarif pendakian dipatok antara Rp11.000 untuk wisatawan nusantara, dan 201.000 untuk turis mancanegara. Selain itu, wisatawan juga harus membayar tarif parkir motor sebesar Rp.5000. Sebelum masuk, jangan lupa mengisi buku tamu dan formulir rencana pendakian.

Dari pos pendakian, wisatawan sudah disajikan hawa sejuk dan pemandangan Gunung Pundak yang indah. Terlihat hamparan pepohonan nan hijau, serta pohon pinus yang berjajar rapi. Suara burung, serangga pohon, dan desir angin menjadi pelengkap suasana yang membuat lepas dari hiruk pikuk dan kesibukan kota.

Pundak memiliki arti ‘bahu’. Memang, Gunung Pundak merupakan bahu dari Gunung Welirang. Lokasi kedua gunung tak berjauhan. Sehingga wisatawan dapat menyaksikan Gunung Welirang dari puncak Gunung Pundak, dengan bonus menikmati indahnya Gunung Penanggungan dari spot yang sama.

3. Gunung Penanggungan

Gunung Penanggungan. (Foto: Dok. Instragram @novalkurnia_)

Gunung Penanggungan terletak di perbatasan Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan, dengan ketinggian Gunung Penanggungan 1.653 mdpl hingga puncak Pawitra.

Untuk memasuki gunung ini, pendaki perlu membayar tiket masuk sebesar Rp10.000. Biaya tersebut sudah termasuk asuransi serta peta pendakian. Di luar itu, jangan lupa untuk menyiapkan biaya akomodasi penginapan atau transportasi.

Ada lima rute yang dapat dijajal di sini. Antara lain Jalur Betro, Jalur Jalatunda, Jalur Kedungdi, Jalur Tamiajeng, dan Jalur Ngoro. Beberapa rute memiliki kemiringan antara 60 hingga 80 derajat, dan menjadi sangat licin di musim. Untuk itu, diperlukan ketahanan fisik dengan berolahraga atau pemanasan sebelum mendaki.

Di antara lima jalur yang ada, Jalur Tamiajeng adalah yang paling populer. Rute ini memiliki jarak yang cukup pendek dan kontur tidak terlalu terjal. Namun tidak berarti pendakian akan menjadi mudah. Tetap ada titik-titik tertentu yang perlu diwaspadai keamanannya.

Bagi yang ingin napak tilas sejarah, bisa memilih jalur Jalatunda. Pendaki akan melewati beberapa situs arkeologi bersejarah berupa candi-candi. Situs-situs purbakala juga dapat ditemukan Jalur Kedungudi serta Jalur Wonosunyo.

Jika ingin merasakan sedikit tantangan, pendaki dapat mencoba Jalur Ngoro. Jalur yang berawal dari Dusun Genting itu memang lebih terjal. Jalur ini sangat cocok bagi pendaki yang ingin uji fisik dan uji nyali.

Selain menikmati keindahan Gunung Penanggungan, para pendaki juga akan dimanjakan pemandangan gunung lain, seperti Gunung Arjuno, Gunung Semeru, dan Gunung Welirang.

4. Gunung Kelud

Gunung Kelud. (Foto: Travels Promo)

Gunung Kelud merupakan salah satu gunung berapi di Jawa Timur. Gunung dengan ketinggian sekitar 1.731 mdpl tersebut memiliki danau kawah yang terbentuk usai erupsi pada 2014 silam. Gunung ini memiliki tiga puncak, yaitu Puncak Kelud, Sumbing, dan Gajahmungkur.

Letusan pada 2014 mengubah sebagian tampilan Gunung Kelud. Sebuah danau vulkanik di puncaknya kini menjadi salah satu daya tarik utama. Harga tiket masuk wisata Gunung Kelud terbilang sangat terjangkau, hanya Rp15.000. Tarif tersebut belum termasuk biaya parkir bagi yang membawa kendaraan pribadi.

Gunung Kelud memiliki jalur pendakian favorit via Tulungrejo, Terdapat setidaknya dua rute utama yang sering menjadi jalur mendaki. Perlu diingat, jika ingin mencapai puncak, biasanya relawan basecamp akan menawarkan jasa guide atau pemandu.

Rute via Tulungrejo adalah rute termudah dan tercepat yang terletak di bagian timur gunung. Selain itu, medan pendakiannya tidak terlalu ekstrem. Beberapa spot yang dilewati antara lain Jalur Punggung Naga dan Air Terjun Kilisuci.

Selain itu ada pula Rute via Karangrejo yang cenderung lebih sepi. Jalurnya memang lebih panjang dengan medan yang lebih menantang. Salah satu titik yang akan menguji ketahanan yaitu adanya jalur vertikal, yang memerlukan ketahanan fisik karena terdapat tangga yang harus dipanjat.

Kedua jalur tersebut membawa pendaki ke area kawah. Pendakian di Gunung Kelud biasanya berselimut kabut. Jika kurang beruntung, kawah akan sulit terlihat karena tertutup kabut. Saat hari cerah, pemandangan sekitar seperti panorama Gunung Kawi dan Arjuno pun dapat terlihat dari sini.

Menariknya, para pendaki usah khawatir kelaparan, atau kesulitan mencari tempat untuk ingin buang air. Sebab pengelola Gunung Kelud telah membuka tempat wisata dan menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung.

5. Gunung Panderman

Gunung Panderman. (Foto: Bromo Java Travel)

Gunung Panderman terletak di antara Kabupaten Malang dan Kota Batu, menawarkan keunikan luar biasa dengan fenomena alamnya yang disebut sebagai ‘Gunung Putri Tidur’. Gunung ini terdiri dari tiga puncak yang saling terhubung. Yaitu Gunung Panderman sebagai kakinya, Gunung Kawi sebagai dadanya, dan Gunung Butak sebagai kepalanya.

Dari kejauhan, pemandangan gunung-gunung ini membentuk sebuah siluet yang memukau, menyerupai sosok putri yang sedang tertidur. Harga tiket masuk Gunung Panderman sangat murah, sebesar Rp7.000, ditambah ongkos parkir mobil Rp5.000 dan motor Rp2.000.

Gunung dengan ketinggian 1.045 mdpl ini memiliki puncak bernama Puncak Basundara, yang dapat ditempuh kurang lebih empat jam waktu pendakian. Pendaki dapat memilih di antara dua jalur pendakian, yaitu Jalur Curah Banteng dan Jalur Dukuh Toyomerto. Namun pendaki wajib berhati-hati, karena Gunung Panderman masih berstatus aktif.

6. Gunung Bromo

Gunung Bromo. (Foto: Traveloka)

Siapa yang tak kenal Gunung Bromo. Salah satu gunung berapi aktif yang menjadi ikon Jawa Timur ini memiliki ketinggian 1.329 mdpl, dan berlokasi di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Secara geografis Gunung Bromo berada di wilayah empat kabupaten, yaitu Lumajang, Pasuruan, Malang, dan Probolinggo. Sehingga terdapat pula empat pintu masuk untuk memasuki obyek wisata populer ini.

Meskipun begitu, harga tiket yang dibanderol di setiap pintu relatif sama, mulai Rp29.000 hingga Rp34.000. Yang membedakan adalah harga saat libur dan hari biasa, begitu juga tiket untuk wisatawan lokal dan mancanegara. Di samping itu, wisatawan juga harus reservasi tiket sebelumnya melalui situs resmi TNBTS.

Selain dijadikan tempat mendaki, gunung ini juga menjadi tempat wisata yang selalu ramai dikunjungi. Wisatawan dapat ke puncak Bromo dengan melewati tangga. Bahkan jika malas berjalan kaki, pengunjung dapat menyewa jip atau menunggangi kuda.

7. Gunung ijen

Kawah Ijen. (Foto: Instagram @temanjourney.id)

Gunung yang terkenal karena keindahan kawah dan api birunya ini tak pernah sepi pengunjung. Memiliki ketinggian 2.443 mdpl, Gunung Ijen terletak di antara Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi.

Harga tiket untuk WNI dipatok sebesar Rp5.000 saat hari biasa, dan Rp7.500 di hari libur. Sedangkan untuk turis mancanegara sebesar Rp100 ribu di hari biasa, dan Rp150 ribu pada hari libur.

Gunung Ijen tidak memiliki jalur curam, dan didominasi oleh medan yang datar, landai, serta jalan yang lebar. Pendakian Gunung Ijen dimulai dari Paltuding sebagai pos pertama. Untuk mencapai Kawah Ijen, dibutuhkan waktu pendakian kurang lebih 2-4 jam.

Sebelum mencapai Kawah Ijen, terdapat pos terakhir untuk beristirahat, namanya pos penimbangan atau Pondok Bunder. DIsarankan untuk membawa persediaan logistik yang cukup, terutama air mineral dan gula merah atau cokelat sebagai booster tenaga selama mendaki. Sebab selama pendakian tidak akan ditemukan penjual makanan.

Jika tidak kuat mendaki, pengunjuk dapat menumpang ojek berupa gerobak yang ditarik dua hingga tiga orang. Harga ojek tersebut rata-rata Rp100-200 ribuan. (Ale/MAS)

Related Articles

Back to top button